PERSIAPAN UTS MINAJEMEN PENDIDIKAN
Wirawan, ( Syaiful Sagala: 143 ) menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah proses pemimpin menciptakan visi, mempengaruhi sikap, perilaku, pendapat, nilai-nilai, norma dan sebagainya dari pengikut untuk merealisasi visi. Sedangkan Hadari Nawawi menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan (1993:81).
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen
KEBIJAKAN :Melaui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007, pemerintah dalam hal ini Depdiknas menetapkan standar kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah. Kompetensi kepala sekolah digolongkan dalam dimensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Uraian lengkap sebagai berikut:
1. Dimensi Kompetensi Kepribadian
• Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
• Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah
• Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
• Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/ madrasah.
• Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
APLIKASI Seorang pemimpin juga harus memiliki pengetahuan profesional yaitu:
1. Pengetahuan terhadap tugas, kepala sekolah herus mampu secara menyeluruh mengetahui tentang lingkungan organisasi atau sekolah tersebut berada.
2. Kepala sekolah harus memahami hubungan kerja antar berbagai unit, pendelegasian wewenang, sikap bawahan, serta bakat dan kekurangan dari bawahan.
3. Tahu wawasan organisasi dan kebijakan khusus, perundang-undangan, dan prosedur.
4. Memiliki satu perasaan riil untuk semangat dan suasana aktivitas dari orang lain dan staff yang harus dihadapi.
Keterampilan professional yang harus dimiliki pemimpin meliputi:
1. Mampu berfungsi sebagai pendidik.
2. Mampu menampilkan analisis tinggi untuk mengmpulkan, mencatat, dan menguraikan tugas pekerjaan.
3. Mampu merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam pendidikan dan mempergunakan temuan riset.
4. Mampu mengadakan supervisi dan evaluasi pengajaran, fasilitas, kelengkapan, dan materi pelajaran.
Strategi dan pendidikanMenurut James Brian Quin strategi adalah The pattern or plan that integrates an organization’s major goals, policies, and action sequences into a cohesive whole (Pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama organisasi, kebijakan, dan rangkaian tindakan menjadi satu kesatuan yang kohesif). Menurut William F. Glueck strategi adalah A unified, comprehensive, and integrated plan designed to ensure that the basic objectives of the enterprises are achieved (Sebuah rencana terpadu, komprehensif, dan terintegrasi yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dasar perusahaan yang dicapai).
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharan tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan
Pengelolaan strategi merupakan rangkaian dua suku kata yang dapat dipilah dan masing-masing memiliki pengertian sendiri, tetapi apabila dirangkaikan ke dalam satu kata akan memiliki makna yang berbeda pula. Pengelolaan merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling) dan penganggaran (budgeting).
KEBIJAKAN UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Berbagai kebijakan dan implementasi pendidikan kurang didasarkan atas keutuhan konsep dan filosofi. Permasalahan yang dibidik hanya permasalahan mikro yang terkait langsung dengan aktifitas pembelajaran. Padahal masalah makro tidak kalah pentingnya seperti demokratisasi, politik, liberalisme ekonomi global dll. Pendidikan nasional harus merangkul semuanya secara utuh dan kokoh sehingga peserta didik tidak hanya menjadi pribadi yang berkembang sesuai dengan kodratnya tetapi juga mendorong kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, bangsa dan kemanusiaan.
APLIKASI mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Sistem pendidikan nasional itu harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasioanal dan global. Untuk itu perlu dilakukan perubahan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN Menurut Siagian (dalam Hasa, 2002:10) pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternative yang diahadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Baron (1986: 69) mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses terjadinya identifikasi masalah, menetapkan tujuan pemecahan, pembuatan keputusan awal, pengembangan dan penilaian alternative-alternatif, serta pemilihan salah satu alternative yang kemudian dilaksanakan dan ditindaklanjuti
KEBIJAKAN
PERENCANAAN Harjanto menyatakan bahwa perencanaan mengandung enam pokok pikiran yaitu,
pertama perencaaan melibatkan proses penentapan keadaan masa depan yang diinginkan.
Kedua, keadaan masa depan yang diinginkan dibandingkan dengan kenyataan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
Ketiga, untuk menutup kesenjangan perlu dilakukan usaha-usaha.
Keempat, uasaha untuk menutup kesenjangan tersebut dapat dilakukan derngan berbagai usaha dan alternative.
Kelima, perlu pemilihan alternative yang baik, dalam hal ini mencakup efektifitas dan efesiensi.
Keenam, alternative yang sudah dipilih hendaknya diperinci sehingga dapat menajdi petunjuk dan pedoman dalam pengambilan kebijakan.
KEBIJAKAN kebijakan-kebijakan dan strategi. Menurut Asnawir perencanaan startegik adalah proses pemikiran tujuan perusahaan atau organisasi, penentuan kebijakan, dan program yang perlu untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu di susun perencanaan, di antara metode perencanaan strategi adalah sebagai berikut:
pertama pendekatan dari atas ke bawah, biasanya dibuat oleh prusahaan yang bersifat sentralisasi.
Kedua pendekatan dari bawah, yaitu metode rancangan perencanaan darai bawah ke atas.
Ketiga pendekatan interkatif adalah pendekatan manajer dari pusat bersama direksi-direksi berdialog secara terus menrus selama penyusunan rencana, termasuk juga berdialog dengan para staf pusat dan divisi-divisi.
Keempat pendekatan perencanaan secara tim adalah pendekatan yang lebih banyak dilakukan pada perusahaan kecil dan bersifat sentralisasi.
Kelima pendekatan tingkat ganda adalah pendekatan strategi dirumuskan secara independen pada tingkat korporasi dan pada tingkat unit bisnis.
APLIKASI prinsip-prinsip dalam proses aplikasi dan penyusunan rancangannya. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah;
Perencanaan adalah interdisipliner, karena pendidikan sesungguhnya interdispliner terutama yang terkait dengan pembangunan manusia.
Perencanaan bersifat fleksibel, dalam arti tidak kaku tetapi bersifat dinamis serta responsive terhadap tuntutan masyarakat terhadap pendidikan.
Perencanaan itu obyektif rasional, dalam arti untuk kepentingan umum
Perencanaan dunilai dari apa yang sudah dimiliki.
Perencanaan adalah wahana untuk menghimpun kekuatan kekuatan secara terkoordinir.
Perencanaan disusun sesuai dengan data, perencanaan tanpa adata tidak memiliki kekuatan yang dapat diandalkan.
Perencanaan adalah mengendalikan kekuatan sendiri, tidak bersandarkan kepada kekuatan orang lain.
Perencanaan bersifat komprehensif dan ilmiah, dalam arti mencakup aspek esensial pendidikan dan disusun secara sistematik dengan menggunakan prinsip dan konsep keilmuan. Prinsip prinsip tersebut berguna dalam proses perancangan perencanaan lembaga pendidikan
TQM.Menurut Rose, TQM adalah integrasi semua fungsi dan proses dalam organisasi untuk mencapai peningkatan kualitas barang & jasa yang dihasilkan secara berkelanjutan. Sedangkan Ishikawa dalam Pawitra, 1993 menyatakan TQM adalah perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, pengertian, dan kepuasan pelanggan.
Impementasi TQM dalam Pendidikan
Insitusi yang efektif memerlukan strategi yang kuat dan maksud tertentu untuk menghadapi suasana kompetitif dan orientasi di masa depan. Untuk menjadi efektif di dalam masa sekarang, intitusi memerlukan proses pengembangan strategi kualitas, antara lain; 1) misi yang jelas dan tertentu, 2) menfokuskan kustomer secara jelas, 3) strategi untuk pencapaian missi, 4) pelibatan semua kustomer, baik internal maupun eksternal, di dalam pengembangan strategi, 5) penguatan staff dengan menggerakkan penghalang dan bantuan untuk membuat konstribusi maksimal terhadap institusi melalui pengembangan kelompok kerja yang efektif, 6) penilaian dan evaluasi ke-efektifan insitusi menghadapi tujuan yang diharapkan oleh kustomer.
Penerapan total quality management in education (TQME) pada pendidikan di Indonesia harus dijalankan atas dasar pengertian dan tanggung jawab bersama untuk mengutamakan efisiensi pendidikan tinggi dan peningkatan kualitas dari proses pendidikan tinggi. Melalui penerapan TQME dalam sistem pendidikan tinggi yang dijalankan secara terus-menerus dan konsisten, maka perguruan tinggi di Indonesia akan mampu memenangkan persaingan global yang amat sangat kompetitif dan memperoleh manfaat (ekonomis maupun nonekonomis) yang dapat dipergunakan untuk pengembangan pendidikan dan peningkatan kesejahteraan personel yang terlibat di perguruan tinggi itu. Upaya ini juga akan mengurangi kesenjangan persepsi yang terjadi antara pendidikan dan industri di Indonesia. Untuk itu, perlu direnungkan secara mendalam, mengapa tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi di Indonesia dari waktu ke waktu terus bertambah, sedangkan di satu pihak tenaga kerja asing yang nota bene adalah lulusan perguruan tinggi luar negeri terus berdatangan ke Indonesia dan "merebut" posisi manajemen dalam industri? Hal ini memberikan konsekuensi ekonomi yaitu semakin banyak devisa yang tersedot untuk membayar upah tenaga kerja asing itu!
MBO Menurut Drucker , manajer atau karyawan tidak boleh terpaku pada aktivitas harian, karena paradigma tersebut dapat menyebabkan mereka lupa akan tujuan utama dan sasaran kerjanya. MBO dalam performansi kerja karyawan mengarahkan karyawan untuk fokus pada hasil bukan pada aktivitas. MBO mendukung terciptanya delegasi tugas dari Kepala Unit kepada karyawan yang ada dibawahnya dengan membuat kontrak manajemen (KM) tanpa mendikte detail jalan yang akan dipergunakan karyawan yang bersangkutan dalam mencpai sasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar