Jumat, 29 Oktober 2010

RENSTRA SEKOLAH

RENCANA STRATEGIS (Renstra ) Sekolah
I. PENDAHULUAN

A. Filosophi Pendidikan
Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang bernafaskan ajaran Islam,merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bernaung dibawah Yayasan Al- Munawwaroh Kecamatan Grogol Kota cilegon mempunyai niat untuk membentuk murid-muridnya yang dibekali dengan iptek dan imtaq yang mantap, sehingga terwujudnya calon-calon cendekiawan muslim yang beriman dan bertaqwa, berakhlaq mulia, terampil, memiliki pengetahuan yang luas dan dapat mengembangkan fungsinya dalam kehidupan masyarakat sesuai visi dan misi YPI Al -Munawwaroh.
B. Evaluasi Pelaksanaan Renstra th 2006-2010
II. RENCANA STRATEGIS 2011 -2014 (Sesuaikan dengan SNP)
A. VlSI
MTs. Al-Munawwaroh menjadi sekolah yang unggul dalam prestasi, dan bertanggung jawab, pelopor dalam IPTEK dan IMTAQ, teladan dalam bersikap dan bertindak .
B. MISI
1. Menciptakan lingkungan sekolah yg aman, educated, ramah, sejuk, damai dan menyenangkan
2. Mengimplementasikan PAIKEM (pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
3. Melengkapi sarana prasarana yang memadai untuk pembelajaran inquiry dan contectual
4. Menciptakan budaya disiplin, hidup bersih toleransi antar warga sekolah
5. Pembiasaan perilaku sosial, tanggung jawab, jujur dan kasih sayang antar sesama warga sekolah
6. Memanfaatkan Teknologi Informasi dalam sistem pembelajaran
7. Menerapkan sistem pembelajaran berbasis keunggulan;keunggulan
8. Menanamkan pola hidup dalam persaingan global.
C. TUJUAN
A. Terciptanya lingkungan sekolah yg merangsang siswa untuk belajar mandiri dan kreatif mulai tahun pelajaran 2011/2012
B. Tersedianya bahan belajar yang memadai pada tahun 2011/2012
C. Tersedianya perangkat komputer yang lengkap dalam jumlah yang cukup untuk semua siswa pada tahun 2011/2012
D. Terpenuhinya taraf rata-rata pendidikan guru setingkat S1/ diploma 4 pada tahun 2011/2012
E. Tercapainya 76% guru bersertifikat profesional (sertifikasi) 2011/2012
F. Tercapainya nilai rata-rata UN 9,0 pada tahun 2011/2012
G. Tertampungnya 95% lulusan tahun 2011/2012 diterima di SMA Negeri unggulan
H. Tercapainya juara I Olimpiade sains tingkat Kota Cilegon tahun2011/2012
D. Analisis Kondisi
1. Tingkat Capaian Tujuan, gunakan Planning, Organizing, Actuating, Controling (POAC)
a. Peningkatan kompetensi lulusan dengan melaksanakan program pendidikan yang berkwalitas sesuai dengan kebutuhan
b. Meningkatkan mutu pengelolaan pendidikan
c. Menciptakan lingkungan lebih kondusif
d. Mengefektifkan pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana belajar
2. Rencana Operasional (Renop)
a. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah
b. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini
c. Melakukan analisis pendidikan sekolah satu (1) tahun kedepan (yang diharapkan)
d. Menentukan kesenjangan antara situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan satu (1) tahun kedepan
e. Merumuskan tujuan sekolah selaman satu (1) tahun ke depan
f. Mengidentifikasi Fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat kesiapannya
g. Melakukan Analisis SWOT
3. Analisis Lingkungan Strategik, gunakan SWOT Analysis (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Analisis lingkungan strategis sekolah meliputi kondisi internal (kekuatan dankelemahan) dan kondisi eksternal (peluang dan tantangan). Hasil identifikasi tersebut selanjutnya dijadikan dasar pertimbangan untuk menentukan strategi yang tepat agar dapat melaksanakan misi untuk mencapai visi sekolah.


1. Lingkungan Internal
Analisis terhadap lingkungan internal memperlihatkan unsur-unsur kekuatan dan kelemahan sebagai berikut.:
a. Kekuatan
1) MTs. Al-Munawwaroh telah memiliki visi dan misi yang disepakati bersama
2) MTs Al_Munawwaroh telah diakreditasi sebagai lembaga pendidikan yang dapat menyelenggarakan program pendidikan
3) Komitmen yang tinggi dan konsisten dari pimpinan di lingkungan sekolah
4) Komunikasi yang terjalin baik antarunit kerja di sekolah.
5) Lingkungan kerja yang relatif kondusif, baik fisik maupun nonfisik.

b. Kelemahan
1) Rata-rata tingkat kemampuan SDM pada tataran konseptual belum memadai.
2) Belum optimalnya kemampuan SDM dalam memanfaatkan perkembangan ilmu dan teknologi dalam menopang tingkat kualitas pembelajaran yang diharapkan.

2. Peluang
1) Adanya tekad guru untuk meningkatkan SDM
2) Kerja sama yang baik dengan instansi terkait.
3) Adanya kemajuan pengetahuan dan teknologi manajemen
4) Kemajuan teknologi kumunikasi dan informasi yang cepat mudah diakses.
3. Tantangan/ancaman
1) Sebagai dampak maraknya internet yang diakses
2) Tuntutan peƱata kelolaan yang baik dari pihak berkepentingan makin meningkat.
3) Persaingan antar lembaga pendidikan sejenis makin intens.
4) Tuntutan profesionalitas pelaksanaan tugas semakin meningkat, sehingga menuntut guru untuk dapat mengikutinya.
5) Adanya UN sehingga memacu anak untuk belajar lebih giat.

4. Kondisi aktual yang dihadapi dan Dampak Lingkungan Strategik seiring dengan perkembangan teknologi. Misalnya, dengan penggunaan sebuah komputer berbasis BOCSoft eQuestion yaitu aplikasi manajemen pengetahuan yang dibuat Microsoft Office yang memiliki fungsi sebagai alat untuk mengumpulkan, meringkas, dan merangkai berbagai ilmu pengetahuan melalui beberapa gabungan metode. cara seperti membaca, mendengar, melatih, melihat, dan mengulang serta memiliki manfaat yang sangat menguntungkan karena mempercepat belajar pengajaran dan menghemat biaya dan keefesienan waktu, juga penggunaan OHP (Over Head Proyektor) atau in focus di setiap kelas untuk proses belajar-mengajar sehingga pelajaran yang didapat siswa lebih meluas dan materi yang diberikan guru juga dapat diperjelas dengan pemahaman materi yang lebih dalam yang diambil dari internet, sehingga minat siswa untuk belajar semakin bertambah karena penyajian pelajaran yang ada di internet biasanya dibuat semenarik mungkin dan situs yang menyajikan materi membuka lahan pertanyaan yang dapat digunakan siswa untuk menanyakan materi yang tidak dimengerti serta pemberian tugas kepada siswa juga dapat dilakukan dengan media e-mail. Cara belajar-mengajar seperti ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di lingkungan sekolah..
5. Asumsi-Asumsi
 Kembangkan peran aktif masyarakat, swasta, dan lembaga pendidikan, dalam menciptakan kerjasama regional dan internasional yang didukung hubungan baik antar Pemerintah (Pusat, propinsi, Kabupaten/Kota) serta kerjasama dengan kota dan kabupaten secara optimal, guna mendukung peningkatan pendidikan masyarakat..
 Tingkatkan pelatihan kepemimpinan, manajemen, organisasi sekolah serta pemberian peluang sebesar-besarnya bagi guru dan staf untuk pengembangan diri dan peningkatan pendidikan, melalui transformasi birokrasi.
 Pengkajian dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan secara terpadu.

E. KEBIJAKAN DAN PROGRAM
1. Kebijakan umum
a. Pengelolaan pendidikan adalah pengaturan kewenangan dalam menyelenggarakan sistempendidikan nasional oleh pemerintah, pemerintah Provinsi, pemerintah kabupaten/kota penyelenggaan pendidikan yang didirikan masyarakat dan satuan pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
b. Penyelenggaraan pendidikan adalah kegiatan pelaksanaan komponen sistem pendidikan pada satuan atau program pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan agar proses pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
2. Kebijakan Khusus
a. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan di Kecamatan Grogol Kota Cilegon.
b. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing lulusan Madrasah Tsanawiyah di Kota Cilegon.
c. Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan public pelaksanan pendidikan di Kota Cilegon.
3. Kebijakan Bidang-bidang (Contoh)
a. Pendidikan
 Memberikan kesempatan kepada guru dan staf untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
 Worshop pendikan
b. Penelitian dan Pengembangan
 Mengadakan penelitian tindakan kelas
 Mengembangkan potensi guru dan anak didik dibidang olehraga.
c. Pengabdian Kepada Masyarakat Kemahasiswaan
 Mengadakan bakti social kepada masyarakat melalui pemberian bantuan kepada warga yang kurang mampu yang dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun
 Mengadakan bakti sosial yang melibatkan guru dan murid gotong royong kebersihan jalan
d. Modernisasi Sekolah dan Fasilitas
 Aplikasi manajemen pengetahuan untuk mempermudah proses belajar mengajar
 Penggunaan infocus di setiap kelas untuk Proses belajar mengajar.
e. Peningkatan Jaringan ICT
 Meningkatkan dan memperbaiki akses pendidikan yang bermutu
 Mengimplementasikan teknologi (ICT) untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat
f. Penataan Kelembagaan dan Sistem Manajemen
 Mengembangkan sistem tranpsaransi dalam tata kelola
 Peningkatan kwalitas dan kwantitas, jumlah guru yang sertifikasi
g. Penataan SDM
 Penataan dan peningkatan kinerja guru dan staf disemua bidang
 Peningkatan pendidikan melalui even kesenian (kreasi anak) dan da’wah keagamaan
 Pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan guru dalam penyusunan silabus dan RPP
 Pelaksanan program pelatihan dalam rangka peningkatan kompetensi spesifik dan manajerial berbasis sekolah
 Pelaksanaan kegiatan pelatihan bagi tenaga pengelola kurikulum/lembaga pendidikan
h. Pengembangan Usaha
 Melaksanakan kegiatan kajian strategic dibidang keterampilan, kelembagan dan SDM untuk memperkuat dasar-dasar akademis dalam rangka pengembangan usaha koperasi sekolah
 Merumuskan kesisteman financial, kepersonaliaan, teknik pengolahan, pemasaran dan manajemen resiko yang bertalian dengan pengembangan usaha koperasi sekolah
 Mengadaka sosialisasi atas hasil kajian stategik, kesisteman dan sistem prosedur melalui jalur pendidikan/pelatihan maupun penyuluhan kepada anggota koperasi sekolah.
i. Peningkatan Kesejahteraan
 Melalui program sertifikasi guru maka kesejahteraan guru tentu meningkat.
J. Pengokohan Kehidupan beragama
 Penyelenggaraan dan kajian studi keagamaan bagi guru dan murid
 Penyelenggaraan dan kajian studi kode etik
k. Peningkatan Citra Sekolah
 Meningkatkan kinerja profesionalitas kepala sekolah, guru serta staf yang terkait di sekolah
 Memiliki jaringan organisasi yang baik untuk guru dan orang tua murid, kurikulum yang jelas,
 Mengikuti kegiatan lomba kompetensi siswa serta memiliki sertifikat standar mutu sekolah, sehingga persepsi siswa tentang citra sekolah akan lebih baik dan motivasi belajar siswa juga akan meningkat.
 Adanya unsur keterbukaan, kejujuran, kepercayaan, keikhlasan, dan keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik


III. PRIORITAS PENGEMBANGAN LIMA TAHUN KE DEPAN
1. Peningkatan mutu guru, pegawai dan siswa;
2. Modernisasi sekolah dan fasilitas serta pengembangan jaringan ICT;
3. Penataan kelembagaan dan sistem manajemen.
4. Pengembangan sarana dan prasarana sekolah;
5. Pengokohan kehidupan beragama;
6. Peningkatan kesejahteraan para guru dan pegawai lainnya.
7. Peningkatan citra nama sekolah
Implementasi prioritas pengembangan di atas didukung oleh strategi dasar berikut:
1. Kepemimpinan yang transparan, konsisten, dan mengutamakan kebersamaan.
2. Pengelolaan kelembagaan yang sinergis, efisien, dan produktif.
3. Profesionalisme dalam manajemen.
4. Partisipasi aktif, menyeluruh, dan terbuka melalui penguatan peran para koordinator.
5. Jejaring dan kemitraan pada tingkat wilayah yaitu komite sekolah, orang tua siswa pihak kelurahan pihak kecamatan, pihak pemerintah kota dan dinas pendidikan.

IV. PENUTUP
Demikianlah Restra ini disusun dengan harapan menjadi acuan dalam meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik, sehingga perkembangan sekolah yang kita cintai ini akan lebih jelas dan terarah mencapai tujuan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pengurus YPI Al Munawwaroh beserta jajarannya, serta dewan guru dan karyawan sebagai ujung tombak di lapangan yang sudah membantu dalam penyusunan RENSTRA ini serta telah bekerja keras dalam melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik, semua kekhilafan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas, juga dalam penyusunan RENSTRA ini semoga ALLAH SWT berkenan untuk mengampuni kita semua, kita selalu berharap semoga berada dalam bimbingan-Nya.
.
Cilegon, Oktober 2010
Kepala sekolah

Selasa, 26 Oktober 2010

Teori Evaluasi

TEORI EVALUASI
1. PENGERTIAN TEORI EVALUASI
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan aturan-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan erat antara pengukuran (measurement) dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
Evaluasi adalah Proses mendiskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Sebagai cabang ilmu yang mandiri, evaluasi mempunyai berbagai teori khusus yang dikelompokan menjadi :
a. Teori deskriptif. Yang mengemukakan dan melukiskan esensi atau apa suatu itu.
b. Teoro Preskriptif. Yang mengemukakan perstursn preskripsi, lsrsngsn, dsn pedoman yang menentukan apa yang dimaksud dengan evaluasi yang baik dan tepat, bagaimana melaksanakan evaluasi.
Marfin C. Alkin & Cristina A. Cristie mengemukakan penggolongan dan perkembangan teori dalam bentuk evaluasi dalam bentuk evalauation Theory Tree (pohon teori evaluasi)
Akar dari pohon evaluasi adalah :
 Accountabillity & control (pertanggung jawaban & control. Kebutuhan dan tuntutan pertanggung jawaban pelaksanaan program menimbulkan kebutuhan akan evaluasi. Evaluasi juga merupakan alat untuk mengontrol apakah program telah telah dilaksanakan dengan terencana.
 Social inquiry (penelitian ilmu social). Evaluasi merupakan bagian dari penelitian ilmu social merupakan studi mengenal prilaku dari kelompok-kelompok individu dalam antar social dengan mempergunakan berbagai metode.
Evaluasi
Banyak pakar telah memberikan definisi evaluasi. evaluasi merupakan “proses untuk memperoleh seberapa jauh pengalaman belajar berkembang dan terorganisasi yang benar-benar menghasilkan hasil yang diinginkan”( Tyler (1973:105).
evaluasi adalah “a systematic process of determining the extend to which instructional objectives are achieved by pupils” (Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa). Norman E. Gronlund (dalam Purwanto, 2006: 3)

evaluasi adalah “a continuous process of collecting and interpreting information in order to assess decisions made in designing a learning system” (Evaluasi adalah proses pengumpulan dan penginterpretasian informasi secara kontinyu untuk menilai keputusan yang telah dibuat dalam suatu proses pembelajaran). Robert H. Davis dkk. (dalam Oliva, 1992: 445)

Dalam Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan disebutkan bahwa “Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik” •
 Evaluasi ialah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan
dapat dicapai (Tyler, 1950)
 Menyediakan informasi untuk pembuat keputusan (Cronbach, 1963)
 Evaluasi sebagal perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk mengetahui
apakah ada selisih (Maclcolm,1971)
 Evaluasi ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa objek (Joint Committee, 1981)
 Sintesis pengertian evaluasi adalah proses mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan informasi mengenai obyek evaluasi dan penilaian indikator dengan standar untuk pengambilan keputusan
 Sejarah ilmu evaluasi dimulai dan Cina Tahun 2000 SM untuk menyeleksi pengawa dan mengukur profesionalitas pejabat publik
 Dibidang pendidikan telah lama ada profesi pendidik, konselor, psikologi, peneliti, tetapi profesi sebagai evaluasi program pendidikan belum dikenal.
. EVALUASI SECARA UMUM
Evaluasi adalah melakukan pengukuran untuk memberikan angka-angka dalam kuantitas tertentu, pengukuran Iebih bersifat kuantitatif, melakukan penhlaian untuk menentukan nhlai dan sesuatu, penhlaian Iebih bersifat kua litatif:
• Pengukuran dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes terhadap
standar yang ditetapkan
• Perbandingan yang telah diperoleh kemudian dikualitatifkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
EVALUASI DAHULU (KONVENSIONAL)
Proses pemberian pertimbangan tentang nilai
Nilai adalah : harga yang diberikan pada evaluator program berdasarkan criteria internal.
Pertimbangan 1 adalah:
 Apakah suatu program telah menggambarkan apa yang ingin dicapai.
 Apakah pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan program telah dijabarkan secara rinci dari rencana kegiatan ?
 Apakah komponen-komponen program yang dirancang telah dikembangkan sesuai dengan model ?
Pertimbangan II : Arti dan suatu program
a. Pertimbangan diberikan bila program telah mengalami ujicoba/tes dilapangan
b. Kajian evaluasi berdasarkan pada data empirik
Maksudnya; kajian baru dapat dilaksanakan ketika program telah dilaksanakan oleh para pemakai dan berdampak atau tidak.
Prosedur Evaluasi
Langkah-langkah prosedur evaluasi, yaitu 1) perumusan tujuan program pendidikan, 2) mengidentifikasi situasi yang akan memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan perilaku yang diimplikasikan dalam tujuan pendidikan, 3) memeriksa ketersediaan instrument evaluasi untuk melihat sejauh mana hal tersebut dapat memenuhi tujuan evaluasi yang diinginkan yaitu melaui langkah-langkah a) menyusun instrument evaluasi untuk sasaran tertentu, b) merencanakan makna dari perolehan catatan perilaku siswa dalam situasi tes, c) memutuskan unit-unit yang akan digunakan untuk merangkum atau menilai catatan perilaku siswa, dan d) menentukan sejauh mana metode peringkasan tersebut obyektif.(Tyler 1973 : 110)
Sasaran Evaluasi
Konsep evaluasi mempunyai dua aspek penting. Pertama, menyatakan bahwa evaluasi harus menilai/menghargai tingkah laku seseorang karena perubahan tingkah laku ini dicari dalam pendidikan. Kedua, menyatakan bahwa evaluasi harus lebih dari satu penilaian dalam beberapa kali waktu karena untuk mengetahui apakah perubahan itu telah terjadi, itu penting untuk membuat penilaian permulaan dan penilaian selanjutnya dengan mengidentifikasi perubahan – perubahan yang terjadi.(Tyler 1973 ; 106)
FUNGSI EVALUASI
Fungsi evaluasi adalah menelaah suatu obyek atau suatu keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
 Fungsi evaluasi adalah mengungkapkan kelemahan proses yang meliputi bobot yang disajikan baik metode, media dan strtegi yang dilaksanakan.
 Fungsi evaluasi untuk mengungkapkan penguasaan suatupekerjaan.
 Mengungkapkan kemajuan individual maupun kelompok.


TUJUAN EVALUASI
Memberi informasi segai dasar untuk :
o Membuat kebijakan dan keputusan
o Menilai hasil yang dicapai para pelajar
o Menilai kurikulum
o Memonitor dana yang telah diberikan
o Memperbaiki materi dan program Pendidikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa rumusan di atas dapat diketahui bahwa: 1) evaluasi merupakan proses untuk memperoleh seberapa jauh pengalaman belajar berkembang dan terorganisasi yang benar-benar menghasilkan hasil yang diinginkan, 2) evaluasi merupakan proses yang sistematis artinya dalam pengajaran kegiatan ini tentu direncanakan, berkesinam-bungan dari awal hingga akhir pelaksanaan program. 3) dalam evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang nantinya akan diolah dan hasilnya akan dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan. 3) hasil evaluasi digunakan untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa. Dengan demikian evaluasi dapat berfungsi: 1) Mengetahui kemajuan, perkembangan, dan keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Hasil evaluasi yang diperoleh itu dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa. 2) Mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. 3) Sumber informasi atau data bagi pelayanan BK kepada siswa. 4) Untuk pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.






PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Evaluasi adalah :
a. Penilan b. Pengkordinasi c. Pengukuran
2. Evaluasi secara umum adalah :
a. Pengukuran dengan angka b. Pembanding hasil tes c. Proses
3. Kegiatan evaluasi pada prinsipnya adalah :
a. Proses menggambarkan b. Proses hubungan c. Saling
4. Pengertian Evaluasi modern adalah :
a. Proses pertimbangan nilai b. Proses konsep c. Suatu nilai
5. Proses pemberian nilai dengan cara …….
a. Pertimbangan evaluator b. Pemberian Cuma-Cuma c. Melalui proses
6. Pemberian pertimbangan suatu program dengan cara :
a. Uji coba atau tes di lapangan b. Dengan kajian c. perlu tes
7. Evaluasi program adalah :
a. Sekumpulan program aktivitas b. Pembelajaran proses c. Program pendidikan
8. Evaluasi menggunakan proses dengan cara……..
a. Penekanan Peningkatan obyek b. Menginstruksikan c. Melaporkan
9. Prinsip dasar evaluasi adalah …….
a.Menbantu mencapai tujuan b. Menjatuhkan c. Menyempurnakan
10. Penelitian Evaluasi adalah :
a. Proses revisi yang akurat b. Pemantapan c. Membedakan
11. Evaluasi memberikan gambaran dengan cara :
a. Deskriptif yang jelas b. adanya tujuan c. Insrumen
12. Tugas Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan Evaluasi…..
a. Sumatif,formatif, dan pgogram b. Membingungkan c. Akibat
13. Tujuan Evaluasi adalah member informasi sebagai dasar untuk …..
a. Membuat kebijakan, keputusan b. Mentoring c. Panduan
14. Tes adalah suatu instrument atau prosedur sistematis untuk……
a. Mengukur prilaku b. Norma c. Gambaran
15. Pengukuran adalah suatu proses perolehan deskripsi numeric dari cirri khusus untuk…
a. Penguasaan siswa b. Membedakan c. Merangkai
16. Evaluasi merupaka kesimpulan dari serangkaian pengukuran tentang….
a. Subyek menyeluruh b. Normatif c. Program
17. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara membandingkan ….
a. Hasil tes tentang standar b. Tujuan c. Fungsi
18. Evaluasi hasil belajar dapat diartikan sebagai setiap uasaha untuk…
a. Menentukan nilai keberhasilan b. Pembelajaran c. Keraguan
19. Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan untuk perbaiakan kwalitas ….
a. Kegiatan pembelajaran dikelas b. Umpan balik c. Usaha
20. Evaluasi formatif bertujuan mendapatkan umpan balik bagi perbaikan …
a. Kondisi kelas b. Kwalitas pembelajaran c. Guru



DAFTAR PUSTAKA
Modul Kuliah Pengantar Evaluasi Program, Dr. Wirawan, MSL. SP.A., MM., M.Si., Uhamka, Jakarta 2010
(Ety Rochaety, ratih Tresnawati, dan H. Abdul Madjid Latief, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, Edisi Revisi, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta, 2009

Perencanaan Pendidikan

Pendahuluan
Perencanaan adalah sesuatu yang penting sebelum melakukan sesuatu yang lain. Perencanaan dianggap penting karena akan menjadi penentu dan sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian suatu kerja akan berantakan dan tidak terarah jika tidak ada perencaan yang matang, perencaan yang matang dan disusun dengan baik akan memberi pengaruh terhadap ketercapaian tujuan. Penjelasan ini makin menguatkan alasan akan posisi stragetis perencanaan dalam sebuah lembaga dalam perencanaan merupakan proses yang dikerjakan oleh seseorang manajer dalam usahanya untuk mengarahkan segala kegiatan untuk meraih tujuan.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami perencanaan menentukan berhasil tidaknya suatu program, program yang tidak melalui perencanaan yang baik cenderung gagal. Dalam arti kegiatan sekecil dan sebesar apapun jika tanpa ada perencanaan kemungkinan besar berpeluang untuk gagal.
Hal tersebut juga berlaku dalam sebuah lembaga, seperti lembaga pendidikan, Lembaga pendidikan yang tidak mempunyai perencanaan yang baik akan mengalami kegagalan. Hal ini tentunya makin memperjelas posisi perencanaan dalam sebuah lembaga.
Untuk memperlancar jalannya sebuah lembaga diperlukan perencanaan, dengan perencanaan akan mengarahkan lembaga tersebut menuju tujuan yang tepat dan benar menurut tujuan lembaga itu sendiri. Artinya perencanaan memberi arah bagi ketercapaian tujuan sebuah system, karena pada dasarnya system akan berjalan dengan baik jika ada perencanaan yang matang. Perencanaan dianggap matang dan baik jika memenuhi persyaratan dan unsur-unsur dalam perencanaan itu sendiri.




KAJIAN TEORI
1. Pengertian hakekat perencanaan
Pengertian perencanaan mempunyai beberapa definisi rumusan yang berbeda satu dengan lainnya. Cuningham menyatakan bahwa perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan dalam pengertian ini menitikberatkan kepada usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya.
Definisi lain menyatakan bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang dengan bagaimana seharusnya yang berkaitan dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program,dan alokasi sumber.
Perencanaan mempunyai makna yang komplek, perencanaan didefinisikan dalam berbagai bentuk tergantung dari sudut pandang, latar belakang yang mempengaruhinya dalam mendefinisikan pengertian perencanaan. Di antara definisi tersebut adalah sebagai berikut:
Menurut prajudi Atmusudirjo perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa, dan bagaimana.
Bintoro Tjokroamidjojo menyatakan bahwa perencanaan dalam arti luas adalah proses memprsiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Muhammad Fakri perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Lebih lanjut Muhammad Fakri menyatakan bahwa perencanaan dapat juga dikatakan sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan sesuai yang ditentukan. Dari kutipan tersebut dapat dianalisis bahwa dalam menyusun perencanaan perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan masa depan, adanya kegiatan, proses yang sistematis, hasil dan tujuan tertentu.
Kaufman mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan secara sah dan berdaya guna. Dari pendapat Kaufman tersebut dapat dipahami bahwa perencanaan merupakan sesuatu yang menjadi keperluan dalam sebuah system untuk mendukung tercapainya tujuan. Tidak itu saja selain mendukung tercapainya tujuan suatu system maupun lembaga perencanaan yang dipersiapkan hendaknya bermanfaat secara aplikasi, dan lebih penting adalah dikerjakan dan disusun berdasarkan kepatutan serta tidak melanggar norma yang berlaku.
Menurut Kaufman dalam perencanaan mengandung elemen-elemen sebagai berikut,
 Mengindentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan.
 Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat prioritas.
 Memperinci spesifikasi hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang dipioritaskan.
 Mengidentifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap alternatif.
 Mengidentifikasi strategi alternative yang memungkinkan, termasuk di dalamnya peralatan untuk melengkapi tiap persyaratan untuk mencapai kebutuhan, untung rugi berbagai latar dan strategi yang digunakan.
Uraian tersebut, memperjelas bahwa perencanaan berkaitan dengan pemilihan dan penentuan kebijakan tertentu. Harjanto memberi komentar terhadap pendapat Kaufman bahwa perencanaan merupakan proses untuk menentukan kemana harus melangkah dan mengidentifikasi berbagai persyaratan yang dibutuhkan dengan cara efektif dan efesien.
Harjanto menyatakan bahwa perencanaan mengandung enam pokok pikiran yaitu,
 pertama perencaaan melibatkan proses penentapan keadaan masa depan yang diinginkan.
 Kedua, keadaan masa depan yang diinginkan dibandingkan dengan kenyataan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
 Ketiga, untuk menutup kesenjangan perlu dilakukan usaha-usaha.
 Keempat, uasaha untuk menutup kesenjangan tersebut dapat dilakukan derngan berbagai usaha dan alternative.
 Kelima, perlu pemilihan alternative yang baik, dalam hal ini mencakup efektifitas dan efesiensi.
 Keenam, alternative yang sudah dipilih hendaknya diperinci sehingga dapat menajdi petunjuk dan pedoman dalam pengambilan kebijakan.
Beeby C.E sebagaimanan dikutip oleh Asnawir menyatakan bahwa perencanaan pendidikan adalah penerapan ramalan dalam menentukan kebijaksanaan, prioritas, ekonomi dan politik, potensi system untuk berkembang, kepentingan Negara dan pelayanan masyarakat yang mencakup dalam system tersebut.
Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa perencanaan merupakan aplikasi dari pemikiran yang tersusun untuk mencapai keinginan bersama. Dengan demikian perencanaan yang di susun merupakan konsep yang aplikatif dan oprasional. Dapat juga merupakan aktifitas untuk mengambil keputusan. Hal senada juga dikatakan oleh George R. Terry bahwa perencanaan merupakan aktifitas pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan, di mana, kapan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang akan melakukan, sehingga tercapainya tujuan yang dinginkan.
Dengan demikian perencanaan adalah usaha untuk menggali siapa yang bertangungjawab terhadap berbagai aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Aktifitas tersebutkan tergambar dalam sebuah perencanaan yang matang dan komprehensif. Hal ini dapat dipahami dari pendapat George R. Terry tersebut. Di sisi lain, perencanaan dapat dikatakan sebagai usaha mencari penangggungjawab terhadap berbagai rumusan kebijakan untuk dilaksanakan bersama sesuai dengan bidang masing-masing.
Asnawir menyatakan perencanaan adalah kegiatan yang harus dilakukan pada tingkat permulaan, dan merupakan aktifitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan yang tertuju pada tercapainya maksud dan tujuan yang ingin dicapai.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk merencanakan segala kegiatannya.” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”(Qs.Al-Hasyr:18). Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa perlunya perencanaan untuk masa depan, apakah untuk diri sendiri, pemimpin keluarga, lembaga, masyarakat maupun sebagai pemimpin Negara.
Allah sebagai pencipta, Allah sebagai Perencana semua makhluk ciptaannya, Allah adalah Maha Merencanakan, Al-Bari, sifat tersebut menjadi inspirasi bagi umat islam terutama para manajer. Karena pada dasarnya manajer yang harus mempunyai banyak konsep tetang manajemen termasuk di dalamnnya perencanaan pemimpin yang baik adalah yang mempunyai visi dan misi, dan membangun kedua hal tersebut agar berjalan sesuai dengan tujuan bersama. Visi dan misi merupakan hasil dari perencanaan yang baik dan matang. Menurut Soejitno Irmin dalam buku Kepmimpinan Melalui Asmaul Husna menyatakan bahwa perencanaan merupakan proses kegiatan yang tertata rapi yang bertahap dan bekelanjutan.
Dari kutipan tersebut dapat dicermati bahwa perencanaan adalah proses yang berkelanjutan, bertahap dan tertata rapi. Artinya perencanaan tidak bersifat mutlak, kaku tetapi ada peluang untuk perbaikan dan sisipan kebijakan baru. Dengan demikian perencanaan adalah proses yang berkelanjutan dalam rangka menyempurnakan aktifitas untuk mewujudkan tujuan bersama
2. Pentingnya Perencanaan
Perencanaan mempunyai posisi yang penting dalam sebuah organisasi, tanpa adanya perencanaan maka jalannya organisi tidak jelas arah dan tujuannya. Oleh Karena itu perencanaan penting karena pertama dengan adanya perencanaan diharapan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan. kedua dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Ketiga perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternative tentang cara terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik. Keempat dengan perencanaan dapat dilakukan skala prioritas. Kelima, dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan.
Dengan demikian perencanaan mempunyai peranan penting dalam organisasi publik maupun dalam organisasi yang bersifat pribadi. Dengan adanya perencanaan akan dimungkinkan untuk memprediksi kerja dimasa yang akan datang, bahkan akan mampu memprediksi kemungkinan hasil yang akan dicapai.
3. Langkah-langkah dan Tahapan Perencanaan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat perencanaan pendidikan adalah sebagai berikut.
 Menetapkan sasa ran atau perangkat tujuan pen didikan Langkah mi berkaitan dengan kebutuhan lembaga pendidikan dan tujuan pendidikan yang hendak dicapal. Dalam penentuan tujuan, disusun pula prioritas utama dan sumber daya yang dimiliki sehingga memudahkan pelaksanaan rencana pendidikan.
 Menentukan keadaan, situasi, dan kondisi sekarang perlu diperhatikan sebelum perencanaan dibuat, kemudian diukur menurut kemampuan lembaga pendidikan dan seluruh komponen yang ada secara sistemik
 Men gidentifikasi faktor pendukung dan penghambat.
Memperkuat semua faktor yang mendukung terlaksananya perencanaan pendidikan dan minimalisasikan semua faktor yang akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan. Demikian pula, dengan antisipasi terhadap gangguan yang datang secara tidak terduga terhadap kegiatan pendidikan.
Men gembangkan rencana dan menjabarkannnya secara lebih praktis agar dapat dipahami oleh seluruh pelaksana kegiatan dan memudahkan tercapainya sasaran dan tujuan pendidikan. Selain itu, mengembangkan berbagai alternatif yang dapat dijadikan solusi permasalahan yang berkembang ketika rencana sedang dilaksanakan.
Menurut Ngalim Purwanto, langkah-langkah dalam perencanaan Pendidikan, meliputi hal-hal berikut.
 Menentukan dan merumuskan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
 Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan dalam kependidikan.
 Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan untuk pengembangan pendidikan.
 Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan kependidikan.
 Merumuskan berbagai solusi dan alternatif pemecahan masalah pendidikan.
Syarat-syarat dalam menyusun rencana pendidikan, yaltu sebagai berikut :
 Perencanaan pendidikan harus didasarkan atas tujuan yang jelas. Bersifat sederhana, realistis, dan praktis.
 Memuat segala uraian serta kiasifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan secara mendetail sehingga mudah dipedomani dan dijalankan.
 Memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi dan situasi sewaktu-waktu.
 Terdapat perimbangan antara bermacam-macam bidang yang akan digarap dalam perencanaan itu, menurut urgensinya masing-masing.
 Diusahakan adanya penghematan tenaga, biaya, dan waktu, serta kemungkinan penggunaan sumber-sumber daya dan dana yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
 Diusahakan agar tidak terjadi penggandaan pelaksanaan kegiatan. Merencanakan berarti pula memikirkan penghematan tenaga, penghematan biaya dan waktu, juga membatasi kesalahankesalahan yang mungkin terjadi dan menghindari adanya pekerjaan rangkap yang dapat merighambat jalannya penyelesaian atau dualisme kepemimpirian dalam satu program yang harus dilaksanakan.
Perencanaan pendidikan dilakukan dengan langkah-langkah benikut :
 Penentuan tentang persoalan yang dihadapi, kapan, dan bagaimana cara mengatasinya.
 Perumusan tujuan dan tindakan untuk mencapal efektivitas dan efisiensi operasi dalam mewujudkan tujuan dengan menetapkan sasaran-sasaran.
 Mengumpulkan dan menganalisis informasi yang relevan.
 Memilih alternatif-alternatif.
 Menyusun rencana anggaran biaya.
 Menyiapkan dan mengomunikasikan rencana dan keputusankeputusan.
4. PERENCANAAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN
Perencanaan pendidikari adalah tugas seorang manajer yang pada umumnya diperankan oleh supervisor untuk menentukan pilihan dan berbagai alternatf aktivitas pendidikan, kebijaksanaan yang menyangkut pendidikan, prosedur, dan program pendidikan yang akan dHaksanakan. Planning atau perencanaari pendidikan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dalam pendidikan unituk masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan y”ang telah ditentukan.
Perencanaan pendidikan di dalamriya.membahas desain kurikulum, penentuan jadwal kegiatan pembelajaran, penentuan tenaga pengajar, pembuatan team teaching, perumusari dan teknik pembuatan satuan acara pembelajaran, strategi pembelajaran. Pola evaluasi, rapat-rapat, dan berbagai kegiatari lainnya yang direncanakan dengan matang.
Secara substansial, perencanaan pendidikan mengandung tiga hal yang mendasar, yaitu: (1) tujuan pendidikan; (2) perhitungan atau pertiinbarigan kebijakan pendidikan; (3) pelaksanaan rencana kependidikan.
Tujuan pendidikan adalah target yang akan dicapal dan pelaksana kegiatan pendidikan. Tujuan dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu:
1. Dilihat dari bobotnya adalah:
Tujuan kuantitatif dalam pendidikan;
Tujuan kualitatif dalam pendidikan.
2. Dilihat dari kepentingannya:
Tujuan pokok dalam pendidikan;
Tujuan sub dan yang pokok dalam pendidikan, yang dilakukan karena adanya tujuan pokoik
Tujuan primer dalam pendidikan;
Sekunder dalam pendidikan
Komplementer dalam pendidikan
Tujuan mutlak dalam pendidikan
Tujuan relatif dalam pendidikan
Tujuan insidental pendidikan.
3. Dilihat dari waktu pelaksanan, tujuan pendidikan yaitu:
Tujuan jangka panjang untuk pendidikan
Tujuan jangka menengah dalam pendidikan
Tujuan jangka pendek dalam pendidikan.

Dalam merumuskan perencanaan pendidikan, ada beberapa hal penting yang penlu diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam kegiatan pendidikan, yaitu:
 Rincian seluruh tujuan pendidikan yang berkaitan dengan pilihan masalah yang dihadapi dalam pendidikan
 Problem solving atau pemecahan masalah berkaitan dengan pendidikan
 Skala prioritas pendidikan
 Kebutuhan atau kepentingan pendidikan
 Keharusan atau kemauan dalam pendidikan.
Dengan pertimbangan tersebut, perencanaan pendidikan dirumuskan dengan melalui fase-fase yang sistematis, yaitu:
 Menyusun tujuan pendidikan, mulai dan yang umum hingga yang khusus dalam kegiatan kependidikan
 Menyusun rencana sesuai tujuan pendidikan
 Melaksanakan rencana pendidikan yang telah ditetapkan
 Melaksanakan pengawasan pendidikan
 Mmembuat laporan hasil pelaksanaan pendidikan; dan
 Melakukan evaluasi pendidikan.
Dalam perencanaan pendidikan terdapat unsur-unsur yang terdiri atas :
 Kenyataan yang dihadapi
 Kegiatan yang harus dilaksanakan
 Kemampuan melaksanakan rencana pendidikan
 Dinamika pelaksanaan semua rencana
 Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan.
Mempertimbangkan berbagai realitas yang dihadapi sebelum merumuskan perencanaan pendidikan merupakan hal yang amat penting karena perencanaan pendidikan akan berkaitan dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang telah dimiliki atau yang belum dimiliki. Dengan demikian, perencanaan pendidikan yang tidak proporsional kan mempersulit terlaksananya kegiatan pendidikan dengan cara yang ektif dan efisien. 1w artinya telah salah dalam mengelola perencanaan :e ndid ikan.
Kebijakan Rencana Startegi Dalam Lembaga Pendidikan
Perencanaan strategi adalah usaha sistematis formal dari suatu perusahaan untuk memperjelas sasaran utama, kebijakan-kebijakan dan strategi. Menurut Asnawir perencanaan startegik adalah proses pemikiran tujuan perusahaan atau organisasi, penentuan kebijakan, dan program yang perlu untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu di susun perencanaan, di antara metode perencanaan strategi adalah sebagai berikut:
 pertama pendekatan dari atas ke bawah, biasanya dibuat oleh prusahaan yang bersifat sentralisasi.
 Kedua pendekatan dari bawah, yaitu metode rancangan perencanaan darai bawah ke atas.
 Ketiga pendekatan interkatif adalah pendekatan manajer dari pusat bersama direksi-direksi berdialog secara terus menrus selama penyusunan rencana, termasuk juga berdialog dengan para staf pusat dan divisi-divisi.
 Keempat pendekatan perencanaan secara tim adalah pendekatan yang lebih banyak dilakukan pada perusahaan kecil dan bersifat sentralisasi.
 Kelima pendekatan tingkat ganda adalah pendekatan strategi dirumuskan secara independen pada tingkat korporasi dan pada tingkat unit bisnis.
Dalam perencanaan strategi dalam lembaga pendidikan (diambil) contoh adalah perencanaan strategi di perguruan tinggi agama Islam. Di antara kondisi obyektifnya adalah,
 pertama profil Pergururn Tinggi Agam Islam,meliputi bidang kelembagaan, bidang ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaaan, sarana dan prasarana pendidikan.
 Kedua kekuatan yang tersedia, meliputi kelembagaan letak geografis, factor hsitoris ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan danpengabdian masyarakat.
 Ketiga kelemahan-kelemahan yang masih dipunyai, meliputi persepsi masyarakat, tradisi akademis dan etos kerja, pendanaan, pengembangan sumber daya manusia,otonomi lembaga, ketenagaan, perpustakaan, penelitian, penerbitan, dan pengabdian masyarakat, sarana dan prasarana.
 Keempat beberapa peluang yang meliputi kelembagaan, ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan, dan pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaan, saran dan parsarana.
 Kelima, tantangan meliputi kelembagaan, ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan dan pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaan, sarana dan prasarana.
Di samping itu perlu diuraikan tahap-tahap strategi seperti arah pengembangan, strategi pengembangan, tahap-tahap pengembangan, selanjutnya bahan-bahan seperti informasi, data yang berkaitan dengan perencanaan ..
Aplikasi Perencanaan
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, perencanaan lembaga pendidikan sangat komplek dan rumit, untuk itu perlu mengetahui prinsip-prinsip dalam proses aplikasi dan penyusunan rancangannya. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah;
 Perencanaan adalah interdisipliner, karena pendidikan sesungguhnya interdispliner terutama yang terkait dengan pembangunan manusia.
 Perencanaan bersifat fleksibel, dalam arti tidak kaku tetapi bersifat dinamis serta responsive terhadap tuntutan masyarakat terhadap pendidikan.
 Perencanaan itu obyektif rasional, dalam arti untuk kepentingan umum
 Perencanaan dunilai dari apa yang sudah dimiliki.
 Perencanaan adalah wahana untuk menghimpun kekuatan kekuatan secara terkoordinir.
 Perencanaan disusun sesuai dengan data, perencanaan tanpa adata tidak memiliki kekuatan yang dapat diandalkan.
 Perencanaan adalah mengendalikan kekuatan sendiri, tidak bersandarkan kepada kekuatan orang lain.
 Perencanaan bersifat komprehensif dan ilmiah, dalam arti mencakup aspek esensial pendidikan dan disusun secara sistematik dengan menggunakan prinsip dan konsep keilmuan. Prinsip prinsip tersebut berguna dalam proses perancangan perencanaan lembaga pendidikan .
ANALISIS
Menurut Coom dalam definisi perencanaan pendidikan dibahas paling tidak empat hal sebagai berikut:
 pertama tujuan, apakah yang akan dicapai dengan perencanaan itu?
 Kedua, status posisi system pendidikan yang ada, bagaimanakah keadaan yang ada sekarang?
 Ketiga, kemungkinan pilihan alternative kebijakan dan prioritas untuk mencapai tujuan.
 Keempat, strategi.
Dari definisi tersebut, dapat dipahami bahwa ada beberapa unsur penting yang terkandung dalam perencanaan pendidikan, yaitu
 Pertama penggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematik dalam perencanaan pendidikan, termasuk di dalamnya metodologi dalam perencanaan.
 Kedua, proses pembangunan dan pengembangan pendidikan. Artinya adalah perencanaan pendidikan dilakukan dalam rangka perbaikan pendidikan atau reformasi pendidikan.
 Ketiga prinsip efektifitas dan efesien, artinya dalam perencanaan pendidikan perlu dipikirkan aspek ekonomis.
 Keempat kebutuhan dan tujuan peserta didik dan masyarakat, regional, nasional dan internasional, artinya perencanaan lembaga pendidikan hendaknya mencakup aspek internal dan eksternal dari organisasi sistem lembaga pendidikan. Dengan demikian perencanaan pendidikan sekedar untuk internal lembaga pendidikan, anak didik, lebih dari itu pertimbangan lingkungan masyarakat sebagai pengguna sekaligus penerima hasil perlu dipertimbangkan, termasuki juga kebutuhan regional, nasional dan internasional, ini artinya adalah menyusun perencanaan hendaknya bersifat universal untuk jangka pendek dan jangka panjang yang kesemuanya bermuara kepada kebutuhan dan tujuan universal.
SINTESA
Dalam perencanaan ada tujuh jenis-jenis perencanaan,yang kesemua itu dilihat dari sudut pandang berbeda, di antara jenis-jenis perencanaan tersebut adalah;
Dilihat dari segi waktu, dari segi waktu perencanaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
pertama perencanaan jangka panjang, yang termasuk dalam perencanaan jangka panjang adalah rentang waktu sepuluh sampai tiga puluh tahun. Perencanaan jangka panjang ini bersifat umum, dan belum terperinci.
Kedua, perencanaan jangka menengah, jangka menengah biasanya mempunyai jangka waktu antara lima sampai sepuluh tahun.
Ketiga, perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan yang mempunyai jangka waktu antar satu tahun sampai lima tahun.


Dilihat dari segi sifatnya perencanaan dibagi menjadi dua yaitu :
pertama, perencanaan kuantitatif, yang termasuk perencaan kuantitatif adalah semua target dan sasaran dinyatakan dengan angka-angka.
Kedua, perencanaan kualitatif adalah perencanaaan yang ingin dicapai dinyatakan secara kualitas.
Perencanaan dari segi luas wilayah, perencanaan pendidikan dipandang dari segi luas wilayah dapat dibagi menjadi empat yaitu :
pertama perencanaan local, yaitu perencanaan yang disusun dan ditetapkan oleh lembaga-lembaga yang ada di daerah-daerah dengan sifat yang terbatas.
Kedua, perencanaan regional adalah perencanaan yang ditetap[kan di tingkat propinsi.
ketiga, perencanaan nasional, adalah perencanaan di suatau Negara dan dijadikan dasar untuk perencanaan local dan regional.
Keempat, perencanaan internasional yaitu perencanaan oleh bebebrapa Negara yang melewati batas-batas suatu negara yang dilaksanakan melalui dari Negara-negara tersebut.
Perencanaan dari segi luas jangkauan terbagi menjadi dua yaitu :
pertama, perencanaan makro yaitu perencanaan yang bersifat universal, menyeluruh dan meluas.
Kedua perencanaan mikro adalah perencanaan yang ditetapkan dan di susun berdasarkan kondisi dan situasi tertentu.
Dari segi prioritas pembuatnya perencanaan dapat dibagi menjadi tiga :
pertama perencanaan sentralisasi, yaitu perencanaan yang ditentukan oleh pemerintah pusat pada suatu Negara.
Kedua perencanaan desentralisasi yaitu perencanaan yang di susun oleh masing-masing wilayah.
Ketiga perencanaan dekonsentrasi yaitu perencanaan gabungan antara sentralisasi dengan desentralisasi.

Dari segi obyek perencanaan dibagi menjadi dua:
pertama perencanaan rutin yaitu perencanaan yang di susun untuk jangka waktu tertentu yang dilakukan setiap tahun.
Kedua perencanaan eksendental, yaitu perencanaan yang di susun sesuai dengan kebutuhan yang mendesak pada saat tertentu.

Dari segi proses, perencanaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok :
pertama perencanaan filosofikal, yaitu perencanaan yang bersifat umum, hanya berupa konsep-konsep dari nilai yang bersifat ideal dan masih memerlukan penafsiran-penafsiran dalam bentuk program.
Kedua, perencanaan programial adalah perencanaan berupa penjabaran dari perencanaan filosofikal.
Ketiga perencanaan operasional yaitu perencanaan yang jelas dan dapat dilakukan.

Kesimpulan
Dengan demikian perencanaan adalah usaha untuk menggali siapa yang bertangungjawab terhadap berbagai aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Aktifitas tersebutkan tergambar dalam sebuah perencanaan yang matang dan komprehensif. Yang mempunyai tahapan sederhana sebagai berikut : kajian kebutuhan, perumusan tujuan dan sasaran, penentuan kebijakan dan prioritas, perumusan program dan proyek kegiatan, pembeiayaan yang rasional dan sesuai dengan sumber alokasi dana yang ada, pelaksanaan rencana, evaluasidan revisi.



DAFTAR PUSTAKA
B. Uno, Hamzah, Perencanaan Pembelajaran,Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Cuningham, William G, Systematic Planing for Education Change, first Edition, California: Mayfield Publisihing, 1982
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005
Irmin, Soejitno, Kepemimpinan Melalui Asmaul Husna, Jakarta: Batavia Press, 2005
Makmun, Abin Syamsuddin, dan Saud, Udin Syaefudin, Perencanaan Pendidikan, Bandung: Rosda Karya:2007