Selasa, 26 Oktober 2010

Perencanaan Pendidikan

Pendahuluan
Perencanaan adalah sesuatu yang penting sebelum melakukan sesuatu yang lain. Perencanaan dianggap penting karena akan menjadi penentu dan sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian suatu kerja akan berantakan dan tidak terarah jika tidak ada perencaan yang matang, perencaan yang matang dan disusun dengan baik akan memberi pengaruh terhadap ketercapaian tujuan. Penjelasan ini makin menguatkan alasan akan posisi stragetis perencanaan dalam sebuah lembaga dalam perencanaan merupakan proses yang dikerjakan oleh seseorang manajer dalam usahanya untuk mengarahkan segala kegiatan untuk meraih tujuan.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami perencanaan menentukan berhasil tidaknya suatu program, program yang tidak melalui perencanaan yang baik cenderung gagal. Dalam arti kegiatan sekecil dan sebesar apapun jika tanpa ada perencanaan kemungkinan besar berpeluang untuk gagal.
Hal tersebut juga berlaku dalam sebuah lembaga, seperti lembaga pendidikan, Lembaga pendidikan yang tidak mempunyai perencanaan yang baik akan mengalami kegagalan. Hal ini tentunya makin memperjelas posisi perencanaan dalam sebuah lembaga.
Untuk memperlancar jalannya sebuah lembaga diperlukan perencanaan, dengan perencanaan akan mengarahkan lembaga tersebut menuju tujuan yang tepat dan benar menurut tujuan lembaga itu sendiri. Artinya perencanaan memberi arah bagi ketercapaian tujuan sebuah system, karena pada dasarnya system akan berjalan dengan baik jika ada perencanaan yang matang. Perencanaan dianggap matang dan baik jika memenuhi persyaratan dan unsur-unsur dalam perencanaan itu sendiri.




KAJIAN TEORI
1. Pengertian hakekat perencanaan
Pengertian perencanaan mempunyai beberapa definisi rumusan yang berbeda satu dengan lainnya. Cuningham menyatakan bahwa perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan dalam pengertian ini menitikberatkan kepada usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya.
Definisi lain menyatakan bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang dengan bagaimana seharusnya yang berkaitan dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program,dan alokasi sumber.
Perencanaan mempunyai makna yang komplek, perencanaan didefinisikan dalam berbagai bentuk tergantung dari sudut pandang, latar belakang yang mempengaruhinya dalam mendefinisikan pengertian perencanaan. Di antara definisi tersebut adalah sebagai berikut:
Menurut prajudi Atmusudirjo perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa, dan bagaimana.
Bintoro Tjokroamidjojo menyatakan bahwa perencanaan dalam arti luas adalah proses memprsiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Muhammad Fakri perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Lebih lanjut Muhammad Fakri menyatakan bahwa perencanaan dapat juga dikatakan sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan sesuai yang ditentukan. Dari kutipan tersebut dapat dianalisis bahwa dalam menyusun perencanaan perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan masa depan, adanya kegiatan, proses yang sistematis, hasil dan tujuan tertentu.
Kaufman mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan secara sah dan berdaya guna. Dari pendapat Kaufman tersebut dapat dipahami bahwa perencanaan merupakan sesuatu yang menjadi keperluan dalam sebuah system untuk mendukung tercapainya tujuan. Tidak itu saja selain mendukung tercapainya tujuan suatu system maupun lembaga perencanaan yang dipersiapkan hendaknya bermanfaat secara aplikasi, dan lebih penting adalah dikerjakan dan disusun berdasarkan kepatutan serta tidak melanggar norma yang berlaku.
Menurut Kaufman dalam perencanaan mengandung elemen-elemen sebagai berikut,
 Mengindentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan.
 Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat prioritas.
 Memperinci spesifikasi hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang dipioritaskan.
 Mengidentifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap alternatif.
 Mengidentifikasi strategi alternative yang memungkinkan, termasuk di dalamnya peralatan untuk melengkapi tiap persyaratan untuk mencapai kebutuhan, untung rugi berbagai latar dan strategi yang digunakan.
Uraian tersebut, memperjelas bahwa perencanaan berkaitan dengan pemilihan dan penentuan kebijakan tertentu. Harjanto memberi komentar terhadap pendapat Kaufman bahwa perencanaan merupakan proses untuk menentukan kemana harus melangkah dan mengidentifikasi berbagai persyaratan yang dibutuhkan dengan cara efektif dan efesien.
Harjanto menyatakan bahwa perencanaan mengandung enam pokok pikiran yaitu,
 pertama perencaaan melibatkan proses penentapan keadaan masa depan yang diinginkan.
 Kedua, keadaan masa depan yang diinginkan dibandingkan dengan kenyataan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
 Ketiga, untuk menutup kesenjangan perlu dilakukan usaha-usaha.
 Keempat, uasaha untuk menutup kesenjangan tersebut dapat dilakukan derngan berbagai usaha dan alternative.
 Kelima, perlu pemilihan alternative yang baik, dalam hal ini mencakup efektifitas dan efesiensi.
 Keenam, alternative yang sudah dipilih hendaknya diperinci sehingga dapat menajdi petunjuk dan pedoman dalam pengambilan kebijakan.
Beeby C.E sebagaimanan dikutip oleh Asnawir menyatakan bahwa perencanaan pendidikan adalah penerapan ramalan dalam menentukan kebijaksanaan, prioritas, ekonomi dan politik, potensi system untuk berkembang, kepentingan Negara dan pelayanan masyarakat yang mencakup dalam system tersebut.
Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa perencanaan merupakan aplikasi dari pemikiran yang tersusun untuk mencapai keinginan bersama. Dengan demikian perencanaan yang di susun merupakan konsep yang aplikatif dan oprasional. Dapat juga merupakan aktifitas untuk mengambil keputusan. Hal senada juga dikatakan oleh George R. Terry bahwa perencanaan merupakan aktifitas pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan, di mana, kapan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang akan melakukan, sehingga tercapainya tujuan yang dinginkan.
Dengan demikian perencanaan adalah usaha untuk menggali siapa yang bertangungjawab terhadap berbagai aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Aktifitas tersebutkan tergambar dalam sebuah perencanaan yang matang dan komprehensif. Hal ini dapat dipahami dari pendapat George R. Terry tersebut. Di sisi lain, perencanaan dapat dikatakan sebagai usaha mencari penangggungjawab terhadap berbagai rumusan kebijakan untuk dilaksanakan bersama sesuai dengan bidang masing-masing.
Asnawir menyatakan perencanaan adalah kegiatan yang harus dilakukan pada tingkat permulaan, dan merupakan aktifitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan yang tertuju pada tercapainya maksud dan tujuan yang ingin dicapai.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk merencanakan segala kegiatannya.” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”(Qs.Al-Hasyr:18). Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa perlunya perencanaan untuk masa depan, apakah untuk diri sendiri, pemimpin keluarga, lembaga, masyarakat maupun sebagai pemimpin Negara.
Allah sebagai pencipta, Allah sebagai Perencana semua makhluk ciptaannya, Allah adalah Maha Merencanakan, Al-Bari, sifat tersebut menjadi inspirasi bagi umat islam terutama para manajer. Karena pada dasarnya manajer yang harus mempunyai banyak konsep tetang manajemen termasuk di dalamnnya perencanaan pemimpin yang baik adalah yang mempunyai visi dan misi, dan membangun kedua hal tersebut agar berjalan sesuai dengan tujuan bersama. Visi dan misi merupakan hasil dari perencanaan yang baik dan matang. Menurut Soejitno Irmin dalam buku Kepmimpinan Melalui Asmaul Husna menyatakan bahwa perencanaan merupakan proses kegiatan yang tertata rapi yang bertahap dan bekelanjutan.
Dari kutipan tersebut dapat dicermati bahwa perencanaan adalah proses yang berkelanjutan, bertahap dan tertata rapi. Artinya perencanaan tidak bersifat mutlak, kaku tetapi ada peluang untuk perbaikan dan sisipan kebijakan baru. Dengan demikian perencanaan adalah proses yang berkelanjutan dalam rangka menyempurnakan aktifitas untuk mewujudkan tujuan bersama
2. Pentingnya Perencanaan
Perencanaan mempunyai posisi yang penting dalam sebuah organisasi, tanpa adanya perencanaan maka jalannya organisi tidak jelas arah dan tujuannya. Oleh Karena itu perencanaan penting karena pertama dengan adanya perencanaan diharapan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan. kedua dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Ketiga perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternative tentang cara terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik. Keempat dengan perencanaan dapat dilakukan skala prioritas. Kelima, dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan.
Dengan demikian perencanaan mempunyai peranan penting dalam organisasi publik maupun dalam organisasi yang bersifat pribadi. Dengan adanya perencanaan akan dimungkinkan untuk memprediksi kerja dimasa yang akan datang, bahkan akan mampu memprediksi kemungkinan hasil yang akan dicapai.
3. Langkah-langkah dan Tahapan Perencanaan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat perencanaan pendidikan adalah sebagai berikut.
 Menetapkan sasa ran atau perangkat tujuan pen didikan Langkah mi berkaitan dengan kebutuhan lembaga pendidikan dan tujuan pendidikan yang hendak dicapal. Dalam penentuan tujuan, disusun pula prioritas utama dan sumber daya yang dimiliki sehingga memudahkan pelaksanaan rencana pendidikan.
 Menentukan keadaan, situasi, dan kondisi sekarang perlu diperhatikan sebelum perencanaan dibuat, kemudian diukur menurut kemampuan lembaga pendidikan dan seluruh komponen yang ada secara sistemik
 Men gidentifikasi faktor pendukung dan penghambat.
Memperkuat semua faktor yang mendukung terlaksananya perencanaan pendidikan dan minimalisasikan semua faktor yang akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan. Demikian pula, dengan antisipasi terhadap gangguan yang datang secara tidak terduga terhadap kegiatan pendidikan.
Men gembangkan rencana dan menjabarkannnya secara lebih praktis agar dapat dipahami oleh seluruh pelaksana kegiatan dan memudahkan tercapainya sasaran dan tujuan pendidikan. Selain itu, mengembangkan berbagai alternatif yang dapat dijadikan solusi permasalahan yang berkembang ketika rencana sedang dilaksanakan.
Menurut Ngalim Purwanto, langkah-langkah dalam perencanaan Pendidikan, meliputi hal-hal berikut.
 Menentukan dan merumuskan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
 Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan dalam kependidikan.
 Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan untuk pengembangan pendidikan.
 Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan kependidikan.
 Merumuskan berbagai solusi dan alternatif pemecahan masalah pendidikan.
Syarat-syarat dalam menyusun rencana pendidikan, yaltu sebagai berikut :
 Perencanaan pendidikan harus didasarkan atas tujuan yang jelas. Bersifat sederhana, realistis, dan praktis.
 Memuat segala uraian serta kiasifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan secara mendetail sehingga mudah dipedomani dan dijalankan.
 Memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi dan situasi sewaktu-waktu.
 Terdapat perimbangan antara bermacam-macam bidang yang akan digarap dalam perencanaan itu, menurut urgensinya masing-masing.
 Diusahakan adanya penghematan tenaga, biaya, dan waktu, serta kemungkinan penggunaan sumber-sumber daya dan dana yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
 Diusahakan agar tidak terjadi penggandaan pelaksanaan kegiatan. Merencanakan berarti pula memikirkan penghematan tenaga, penghematan biaya dan waktu, juga membatasi kesalahankesalahan yang mungkin terjadi dan menghindari adanya pekerjaan rangkap yang dapat merighambat jalannya penyelesaian atau dualisme kepemimpirian dalam satu program yang harus dilaksanakan.
Perencanaan pendidikan dilakukan dengan langkah-langkah benikut :
 Penentuan tentang persoalan yang dihadapi, kapan, dan bagaimana cara mengatasinya.
 Perumusan tujuan dan tindakan untuk mencapal efektivitas dan efisiensi operasi dalam mewujudkan tujuan dengan menetapkan sasaran-sasaran.
 Mengumpulkan dan menganalisis informasi yang relevan.
 Memilih alternatif-alternatif.
 Menyusun rencana anggaran biaya.
 Menyiapkan dan mengomunikasikan rencana dan keputusankeputusan.
4. PERENCANAAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN
Perencanaan pendidikari adalah tugas seorang manajer yang pada umumnya diperankan oleh supervisor untuk menentukan pilihan dan berbagai alternatf aktivitas pendidikan, kebijaksanaan yang menyangkut pendidikan, prosedur, dan program pendidikan yang akan dHaksanakan. Planning atau perencanaari pendidikan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dalam pendidikan unituk masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan y”ang telah ditentukan.
Perencanaan pendidikan di dalamriya.membahas desain kurikulum, penentuan jadwal kegiatan pembelajaran, penentuan tenaga pengajar, pembuatan team teaching, perumusari dan teknik pembuatan satuan acara pembelajaran, strategi pembelajaran. Pola evaluasi, rapat-rapat, dan berbagai kegiatari lainnya yang direncanakan dengan matang.
Secara substansial, perencanaan pendidikan mengandung tiga hal yang mendasar, yaitu: (1) tujuan pendidikan; (2) perhitungan atau pertiinbarigan kebijakan pendidikan; (3) pelaksanaan rencana kependidikan.
Tujuan pendidikan adalah target yang akan dicapal dan pelaksana kegiatan pendidikan. Tujuan dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu:
1. Dilihat dari bobotnya adalah:
Tujuan kuantitatif dalam pendidikan;
Tujuan kualitatif dalam pendidikan.
2. Dilihat dari kepentingannya:
Tujuan pokok dalam pendidikan;
Tujuan sub dan yang pokok dalam pendidikan, yang dilakukan karena adanya tujuan pokoik
Tujuan primer dalam pendidikan;
Sekunder dalam pendidikan
Komplementer dalam pendidikan
Tujuan mutlak dalam pendidikan
Tujuan relatif dalam pendidikan
Tujuan insidental pendidikan.
3. Dilihat dari waktu pelaksanan, tujuan pendidikan yaitu:
Tujuan jangka panjang untuk pendidikan
Tujuan jangka menengah dalam pendidikan
Tujuan jangka pendek dalam pendidikan.

Dalam merumuskan perencanaan pendidikan, ada beberapa hal penting yang penlu diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam kegiatan pendidikan, yaitu:
 Rincian seluruh tujuan pendidikan yang berkaitan dengan pilihan masalah yang dihadapi dalam pendidikan
 Problem solving atau pemecahan masalah berkaitan dengan pendidikan
 Skala prioritas pendidikan
 Kebutuhan atau kepentingan pendidikan
 Keharusan atau kemauan dalam pendidikan.
Dengan pertimbangan tersebut, perencanaan pendidikan dirumuskan dengan melalui fase-fase yang sistematis, yaitu:
 Menyusun tujuan pendidikan, mulai dan yang umum hingga yang khusus dalam kegiatan kependidikan
 Menyusun rencana sesuai tujuan pendidikan
 Melaksanakan rencana pendidikan yang telah ditetapkan
 Melaksanakan pengawasan pendidikan
 Mmembuat laporan hasil pelaksanaan pendidikan; dan
 Melakukan evaluasi pendidikan.
Dalam perencanaan pendidikan terdapat unsur-unsur yang terdiri atas :
 Kenyataan yang dihadapi
 Kegiatan yang harus dilaksanakan
 Kemampuan melaksanakan rencana pendidikan
 Dinamika pelaksanaan semua rencana
 Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan.
Mempertimbangkan berbagai realitas yang dihadapi sebelum merumuskan perencanaan pendidikan merupakan hal yang amat penting karena perencanaan pendidikan akan berkaitan dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang telah dimiliki atau yang belum dimiliki. Dengan demikian, perencanaan pendidikan yang tidak proporsional kan mempersulit terlaksananya kegiatan pendidikan dengan cara yang ektif dan efisien. 1w artinya telah salah dalam mengelola perencanaan :e ndid ikan.
Kebijakan Rencana Startegi Dalam Lembaga Pendidikan
Perencanaan strategi adalah usaha sistematis formal dari suatu perusahaan untuk memperjelas sasaran utama, kebijakan-kebijakan dan strategi. Menurut Asnawir perencanaan startegik adalah proses pemikiran tujuan perusahaan atau organisasi, penentuan kebijakan, dan program yang perlu untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu di susun perencanaan, di antara metode perencanaan strategi adalah sebagai berikut:
 pertama pendekatan dari atas ke bawah, biasanya dibuat oleh prusahaan yang bersifat sentralisasi.
 Kedua pendekatan dari bawah, yaitu metode rancangan perencanaan darai bawah ke atas.
 Ketiga pendekatan interkatif adalah pendekatan manajer dari pusat bersama direksi-direksi berdialog secara terus menrus selama penyusunan rencana, termasuk juga berdialog dengan para staf pusat dan divisi-divisi.
 Keempat pendekatan perencanaan secara tim adalah pendekatan yang lebih banyak dilakukan pada perusahaan kecil dan bersifat sentralisasi.
 Kelima pendekatan tingkat ganda adalah pendekatan strategi dirumuskan secara independen pada tingkat korporasi dan pada tingkat unit bisnis.
Dalam perencanaan strategi dalam lembaga pendidikan (diambil) contoh adalah perencanaan strategi di perguruan tinggi agama Islam. Di antara kondisi obyektifnya adalah,
 pertama profil Pergururn Tinggi Agam Islam,meliputi bidang kelembagaan, bidang ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaaan, sarana dan prasarana pendidikan.
 Kedua kekuatan yang tersedia, meliputi kelembagaan letak geografis, factor hsitoris ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan danpengabdian masyarakat.
 Ketiga kelemahan-kelemahan yang masih dipunyai, meliputi persepsi masyarakat, tradisi akademis dan etos kerja, pendanaan, pengembangan sumber daya manusia,otonomi lembaga, ketenagaan, perpustakaan, penelitian, penerbitan, dan pengabdian masyarakat, sarana dan prasarana.
 Keempat beberapa peluang yang meliputi kelembagaan, ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan, dan pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaan, saran dan parsarana.
 Kelima, tantangan meliputi kelembagaan, ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan dan pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaan, sarana dan prasarana.
Di samping itu perlu diuraikan tahap-tahap strategi seperti arah pengembangan, strategi pengembangan, tahap-tahap pengembangan, selanjutnya bahan-bahan seperti informasi, data yang berkaitan dengan perencanaan ..
Aplikasi Perencanaan
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, perencanaan lembaga pendidikan sangat komplek dan rumit, untuk itu perlu mengetahui prinsip-prinsip dalam proses aplikasi dan penyusunan rancangannya. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah;
 Perencanaan adalah interdisipliner, karena pendidikan sesungguhnya interdispliner terutama yang terkait dengan pembangunan manusia.
 Perencanaan bersifat fleksibel, dalam arti tidak kaku tetapi bersifat dinamis serta responsive terhadap tuntutan masyarakat terhadap pendidikan.
 Perencanaan itu obyektif rasional, dalam arti untuk kepentingan umum
 Perencanaan dunilai dari apa yang sudah dimiliki.
 Perencanaan adalah wahana untuk menghimpun kekuatan kekuatan secara terkoordinir.
 Perencanaan disusun sesuai dengan data, perencanaan tanpa adata tidak memiliki kekuatan yang dapat diandalkan.
 Perencanaan adalah mengendalikan kekuatan sendiri, tidak bersandarkan kepada kekuatan orang lain.
 Perencanaan bersifat komprehensif dan ilmiah, dalam arti mencakup aspek esensial pendidikan dan disusun secara sistematik dengan menggunakan prinsip dan konsep keilmuan. Prinsip prinsip tersebut berguna dalam proses perancangan perencanaan lembaga pendidikan .
ANALISIS
Menurut Coom dalam definisi perencanaan pendidikan dibahas paling tidak empat hal sebagai berikut:
 pertama tujuan, apakah yang akan dicapai dengan perencanaan itu?
 Kedua, status posisi system pendidikan yang ada, bagaimanakah keadaan yang ada sekarang?
 Ketiga, kemungkinan pilihan alternative kebijakan dan prioritas untuk mencapai tujuan.
 Keempat, strategi.
Dari definisi tersebut, dapat dipahami bahwa ada beberapa unsur penting yang terkandung dalam perencanaan pendidikan, yaitu
 Pertama penggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematik dalam perencanaan pendidikan, termasuk di dalamnya metodologi dalam perencanaan.
 Kedua, proses pembangunan dan pengembangan pendidikan. Artinya adalah perencanaan pendidikan dilakukan dalam rangka perbaikan pendidikan atau reformasi pendidikan.
 Ketiga prinsip efektifitas dan efesien, artinya dalam perencanaan pendidikan perlu dipikirkan aspek ekonomis.
 Keempat kebutuhan dan tujuan peserta didik dan masyarakat, regional, nasional dan internasional, artinya perencanaan lembaga pendidikan hendaknya mencakup aspek internal dan eksternal dari organisasi sistem lembaga pendidikan. Dengan demikian perencanaan pendidikan sekedar untuk internal lembaga pendidikan, anak didik, lebih dari itu pertimbangan lingkungan masyarakat sebagai pengguna sekaligus penerima hasil perlu dipertimbangkan, termasuki juga kebutuhan regional, nasional dan internasional, ini artinya adalah menyusun perencanaan hendaknya bersifat universal untuk jangka pendek dan jangka panjang yang kesemuanya bermuara kepada kebutuhan dan tujuan universal.
SINTESA
Dalam perencanaan ada tujuh jenis-jenis perencanaan,yang kesemua itu dilihat dari sudut pandang berbeda, di antara jenis-jenis perencanaan tersebut adalah;
Dilihat dari segi waktu, dari segi waktu perencanaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
pertama perencanaan jangka panjang, yang termasuk dalam perencanaan jangka panjang adalah rentang waktu sepuluh sampai tiga puluh tahun. Perencanaan jangka panjang ini bersifat umum, dan belum terperinci.
Kedua, perencanaan jangka menengah, jangka menengah biasanya mempunyai jangka waktu antara lima sampai sepuluh tahun.
Ketiga, perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan yang mempunyai jangka waktu antar satu tahun sampai lima tahun.


Dilihat dari segi sifatnya perencanaan dibagi menjadi dua yaitu :
pertama, perencanaan kuantitatif, yang termasuk perencaan kuantitatif adalah semua target dan sasaran dinyatakan dengan angka-angka.
Kedua, perencanaan kualitatif adalah perencanaaan yang ingin dicapai dinyatakan secara kualitas.
Perencanaan dari segi luas wilayah, perencanaan pendidikan dipandang dari segi luas wilayah dapat dibagi menjadi empat yaitu :
pertama perencanaan local, yaitu perencanaan yang disusun dan ditetapkan oleh lembaga-lembaga yang ada di daerah-daerah dengan sifat yang terbatas.
Kedua, perencanaan regional adalah perencanaan yang ditetap[kan di tingkat propinsi.
ketiga, perencanaan nasional, adalah perencanaan di suatau Negara dan dijadikan dasar untuk perencanaan local dan regional.
Keempat, perencanaan internasional yaitu perencanaan oleh bebebrapa Negara yang melewati batas-batas suatu negara yang dilaksanakan melalui dari Negara-negara tersebut.
Perencanaan dari segi luas jangkauan terbagi menjadi dua yaitu :
pertama, perencanaan makro yaitu perencanaan yang bersifat universal, menyeluruh dan meluas.
Kedua perencanaan mikro adalah perencanaan yang ditetapkan dan di susun berdasarkan kondisi dan situasi tertentu.
Dari segi prioritas pembuatnya perencanaan dapat dibagi menjadi tiga :
pertama perencanaan sentralisasi, yaitu perencanaan yang ditentukan oleh pemerintah pusat pada suatu Negara.
Kedua perencanaan desentralisasi yaitu perencanaan yang di susun oleh masing-masing wilayah.
Ketiga perencanaan dekonsentrasi yaitu perencanaan gabungan antara sentralisasi dengan desentralisasi.

Dari segi obyek perencanaan dibagi menjadi dua:
pertama perencanaan rutin yaitu perencanaan yang di susun untuk jangka waktu tertentu yang dilakukan setiap tahun.
Kedua perencanaan eksendental, yaitu perencanaan yang di susun sesuai dengan kebutuhan yang mendesak pada saat tertentu.

Dari segi proses, perencanaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok :
pertama perencanaan filosofikal, yaitu perencanaan yang bersifat umum, hanya berupa konsep-konsep dari nilai yang bersifat ideal dan masih memerlukan penafsiran-penafsiran dalam bentuk program.
Kedua, perencanaan programial adalah perencanaan berupa penjabaran dari perencanaan filosofikal.
Ketiga perencanaan operasional yaitu perencanaan yang jelas dan dapat dilakukan.

Kesimpulan
Dengan demikian perencanaan adalah usaha untuk menggali siapa yang bertangungjawab terhadap berbagai aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Aktifitas tersebutkan tergambar dalam sebuah perencanaan yang matang dan komprehensif. Yang mempunyai tahapan sederhana sebagai berikut : kajian kebutuhan, perumusan tujuan dan sasaran, penentuan kebijakan dan prioritas, perumusan program dan proyek kegiatan, pembeiayaan yang rasional dan sesuai dengan sumber alokasi dana yang ada, pelaksanaan rencana, evaluasidan revisi.



DAFTAR PUSTAKA
B. Uno, Hamzah, Perencanaan Pembelajaran,Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Cuningham, William G, Systematic Planing for Education Change, first Edition, California: Mayfield Publisihing, 1982
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005
Irmin, Soejitno, Kepemimpinan Melalui Asmaul Husna, Jakarta: Batavia Press, 2005
Makmun, Abin Syamsuddin, dan Saud, Udin Syaefudin, Perencanaan Pendidikan, Bandung: Rosda Karya:2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar